Gunung Sibuatan : Mendaki Gunung Pakai GoJek
1:28 PMMau naik gunung tapi
tidak kuat mendaki? pakai jasa Go-Jek saja. Eitss… Jangan senang dulu,
mendaki gunung tak semudah pesan go-jek kawan.
Abang
gojek, sebutan itu sangat terkenal dihari proklamasi ini. Pasalnya ada
seorang pria pendaki gunung melakukan pendakian gunung sibuatan dengan
menggunakan kaos gojek. Banyak saja yang memanggil “Gojek bang, sampai
puncak ya bang,” dari pendaki gunung ditengah jalur pendakian.
Aku.
Iya aku, lelaki yang menggunakan baju dengan tulisan dan logo gojek
itu. Kaos gojek kudapatkan dari event Gojek berbagi kaos Karya Anak
Bangsa di twitter, tinggal foto shelfie dengan tulisan gojek kemudia
share ke twitter dengan berbahai hastagnya dan mension akunnya dan kamu
akan dapatkan kaosnya. Terlalu mudah untuk mendapatkan kaos fenomenal
ini dengan harga gratis, padahal kaos sejenis di jual di OLX dengan
harga 95K. Tau gitu aku shelfie lima kali trus empat kaosnya di jual,
bisa buat satu tiket penerbangan domestik jarak dekat.
![]() |
Aku (abang gojek) dan team di pintu rimba (gerang pendakian) |
Pendakian gunung sibuatan kita mulai pada pagi hari, 07:30 waktu setempat. Dengan lima rekan pendaki, kelompok di pimpin abang gojek. Ada satu perempuan di tim ku yang berusaha menaklukan gunung sibuatan dengan menggunakan roknya. Lah, resiko mendaki gunung dengan membawa perempuan dengan rok, yang harusnya bisa sampai puncak selama delapan jam, aku harus tersenyum dengan sebelas jam perjalanan sampai ke puncak. Harus lebih bersabar, sabar, dan sabar.
Lima selter harus dilewati untuk sampai ke puncak. Mendaki gunung itu cobaannya ya ada digaris start menuju selter pertamanya, sisanya ya sudah berjalan dengan semangat dan tenaga. Terbukti, pendaki berhijab yang menggunakan rok dengan tas hitam 30 liternya itu muntah disetengah perjalanan menuju selter pertama. Aku, ya hanya tertawa. Ini menjadi hal biasa menurutku untuk pendaki pemula seperti dia, hanya perlu istirahat sedikit, minum air putih, ngemut-ngemut gula atau cokelat setelahnya pasti akan terasa ringan. Untuk mencegah yang seperti ini, sebaiknya sebelum mulai sarapan dulu dan pemanasan.
Melewati hutan lumut, hutan pandan, memanjat akar-akaran pohon dengan jalanan berlumpurnya, sampailah di selter 4. Di selter dimana tujuan, tekat dan tenaga akan benar-benar di uji. Selter ini di pertanyakan keberadaannya, bahkan seperti mitos karena sangat sulit menggapainya. Tenaga akan benar-benanr di uji, karena jalur menuju selter tiga sangat curam dan melehkan. Dengan santainya pendaki lain menyapa “bang gojek bang, ke puncak” aku yang sedang beristirahat di selter empat. “Loe gak gak sanggup bayar, tarif gojek gunung mahal!”, dia ketawa aja dijawab gitu.
Selter empat menuju lima disini tantangan terberat untuk teamku, hari mulai akan gelap dan cuaca mulai sangat menusuk kulit. Tetap bergerak atau kamu akan tertusuk dinginnya angin gunung. Leader posisi ini menjadi suatu yang berat kurasakan, dimana memikirkan aku harus sampai di puncak sebelum gelap dan sebelum hujan tetapi disisi lain harus memikirkan team yang tidak sanggup lagi mendaki dan berjalan di aliran lumpur yang terbawa air karena puncak sudah diguyur hujan. Menyedihkan.
“Kesedihan sahabat bisa menjadi hiburan kecilmu” – Yuha 2015. Terdengar jahat memang. Pendaki berhijab menangis di pertengahan perjalanan menuju selter lima. Meraung kelelahan dengan tangisannya memanggil nama abangnya yang sudah ada di 30 meter lebih tinggi dari tempatnya menangis. Pendaki berhijap yang sangat ambisius ingin menaklukan gunung dengan roknya, pendaki berhijab yang mengatakan pendakian sibayak hanya jalan-jalan sore, sekarang menangis cengeng karena tak sanggup menaklukan gunung sibuatan. Maka super Gojeklah yang menjadi penyelamatnya.
Abang gojek mau gak mau harus menggendong tas tujuh kilogramnya dan membiarkan bocah berhijab (disebut bocah karena telah menangis) membawa semangatnya saja sampai ke puncak. Puncak men, puncak, tempat dimana semua kelelahan akan terbayar.
Jeng-jeng, awan hitam yang dibawa angin kencang pun tiba setelah tenda berdiri dan semua anggota team bang go-jek sudah berada dikamar masing-masing (tenda).
Tak ada kokok ayam penanda pagi disini, hanya sepercik cahaya emas yang muncul dari sisi timur menyinari penuh Danau Toba tepat di hadapan puncak gunung sibuatan, Assseeek. Alhamdulillah, tak ada kata yang lebih baik dari itu untuk menggambarkan suasana pagi. Sesuatu yang membuat orang rela mendaki gunung dengan segala tantangannya.
![]() |
Pagi dipuncak gunung Sibuatan |
Tak perlu dijawab, karena kamu juga pasti sedang photo-photo disaat aku menanyakan pertanyaan ini.
Puluhan pendaki terlihat selfie dengan cameranya, berphoto bergantian, merekam video ucapan selamat kepada pacarnya, sukak hati kelenlah. Disisi lain para pendaki senior terlihat duduk manis didepan kompornya dengan menghirup aroma kopinya sambil menikmati datangnya mentari.
Sementara abang gojek, apa yang dia lakukan? Dimana dia? Sedang apa dia?
![]() |
Merah Putih di puncak gunung Sibuatan |
Jam sepuluh pagi, tepat setelah waktu pengucapan proklamasi timku turun untuk kembali sampai ke bawah tepat waktu sebelum gelap. Aku menggunakan pakaian merah tim sepakbola Indonesia, itu sebabnya abang go-jek pendaki gunung hilang, dan pemain timnas Indonesia pun turun gunung.
![]() |
Kita team, dan kita dipuncak ! Merdeka ! |
Ini bukan suatu kebetulan atau bukan hal yang disengaja aku menggunakan pakaian gojek dan baju timnas saat mendaki dan turun gunung. Baju gojek kugunakan untuk menarik perhatian orang, menarik simpati dan sebagai bahan untuk berbincang. Siapa yang tidak kenal abang go-jek saat itu? Padahal tidak ada saat aku memperkenalkan diri. Tujuannya, jika ada apa-apa saat proses pendakian maupun turun gunung, mereka tau siapa aku, dan mereka tau siapa teamku. Tipsnya, naik gununglah dengan tampilan berbeda, semencolok mungkin, seramah mungkin, sebasa-basi mungkin tetapi tetap dalam lingkanran sopan dan nyaman. Seperti seorang yang saya temui dengan kaosnya bertulisan, Merah putih sudah berkibar, janur kuning apa kabar?.
![]() |
Sang saka Merah Putih sudah berkibar, sang Janur Kuning apa kabar? |
Turunilah gunung dengan membawa sampah sebanyak mungkin yang kamu mampu. Jika kamu tidak
Tujuh jam tiga puluh menit menuruni gunung, sungai kecil dengan air dingin di pintu rimba sebagai pintu keluar dan masuk pendakian gunung menjadi hiburan yang sangat amat sangat sangat membuat semua pendaki bahagia. Air jernih, dingin, mengalir dari gunung menyusuri kakiku yang lelah, serasa ngisi kembali tenaga yang telah habis di gigit oleh jalur gunung yang kejam.
![]() |
Sungai kecil dikaki gunung sibuatan, air pembawa bahagia |
Gunung sibuatan, aku akan kembali lagi untuk menikmati pesonamu, untuk sebuah cerita bersamamu, untuk sebuah perjuangan yang terbayar diatas sana.
Gunung Sibuatan, Ketinggian 2745 mdpl. Jalur Pendakian Desa Nagalingga, Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia.
10 komentar
yang salut itu ada cewe yang naik pakai rok, wihiy
ReplyDeleteciye pake gojek
ReplyDeleteBang,, antar aku bang gojekkk,, gendong awak bang .. hhahaha
ReplyDeleteAbang Medan Wisata siap bayar tarif gunung gak?
Deletebang gojek bang..
ReplyDeleteAnternya pake lagu naik-naik ke puncak gunung ya..
Pake helmnya ya mbak :D
Deletecuma bisa ketawa lebar baca ini! titip samalam sam abocah berhijab yabang!
ReplyDeleteSalam :)
Deleteahahhaaa... ngakak baca pas adegan si bocah berhijab nanges :D
ReplyDeleteIya, kejamnya gunung membuatnya menangis kak :D
Delete